Gerigi adalah suatu
bentuk kegiatan masa orientasi mahasiswa ITS. Gerigi dibentuk dengan latar
belakang adanya kebutuhan untuk berkumpul bersama dari berbagai jurusan atau yang
lebih umum disebut dengan Integralistik. Kebutuhan ini muncul dari kenyataan bahwa
ITS di luar terlihat nyata kurang dikenal di tingkat nasional maupun
internasional. Kebutuhan integralistik inilah yang diharapkan dapat
meningkatkan daya saing ITS dalam satu kesatuan.
Tujuan utama di bentuknya gerigi
pada tahun 2010 adalah ITS menjadi motor kampus yang berkontribusi di level
Nasional maupun Internasional. Tidak hanya jago kandang, yang hanya terkenal di
wilayah Surabaya dan Jatim saja.
Gerigi pertama kali dilaksanakan
diawal ketika para mahasiswa baru memasuki tahun pertamanya kuliah, mendahului
OMB (orientasi mahasiswa baru) tingkat jurusan. Namun saat itu banyak sekali
rintangan-rintangan yang di hadapi. Gerigi 2010 diikuti oleh semua jurusan,
tidak hanya dilaksanakan kerena instruksi BEM, tapi muncul dari kesadaran semua
jurusan bahwa berkumpul dalam satu kesatuan sangatlah penting. Dalam dunia
nyata pun, mayoritas yang menjadi identitas seorang sarjana adalah kampusnya,
bukan jurusannya. Jadi, sangat disayangkan jika hanya berpikir tentang jurusan
tanpa mengetahui hakikat dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Jika di analogikan
dalam pembuatan sebuah rumah dibutuhkan setidaknya tiga ilmu. Tentang kontur
tanah, desain, dan bangunan. Hal demikian baru dibutuhkan untuk membangun satu
rumah, jika untuk membangun suatu bangsa, negara atau dunia pastinya dibutuhkan
kerja sama dari semua elemen atau jurusan yang ada. melalui gerigi inilah
mahasiswa baru dapat mengenal dari semua jurusan yang akan membuat jurusan
melebur menjadi satu.
Ketika adanya gerigi 2010, lebih banyak atmosfer politik kampus dari pada
atmosfer integralistik. Dengan berbagai latar belakang bahwa gerigi menyalahi
LDKM dan lain-lainnya. Saat masa itu tidak semua HMJ memiliki semangat yang
sama dalam membangun kebersamaan kampus. Jadi gerigi saat itu hanya di ikuti
sekitar 2000 mahasiswa baru dengan kurang dari 10% jurusan yang tidak mengikuti
dikarenakan latar belakang yang bervariasi. Sebenarnya berpolitik tidak salah,
namun akan lebih bijaksana jika politik yang diterapkan adalah politik yang
mendewasakan sikap dalam membuat kebijakan. Berintegralistik bukan suatu
kewajiban melainkan kebutuhan dari setiap individu, terlebih untuk mahasiswa
baru berintegralistik adalah HAK.
Sebelum adanya gerigi 2010, ada juga kegiatan yang serupa dengan gerigi dan
dikenal dengan IW (Integralistik Workshop). IW juga memiliki sejarah yang
berbeda dengan gerigi. Pada generasi sebelumnya, yang mengancam
terselenggaranya kegiatan ini adalah ancaman birokrasi kepada kahima atau
presiden BEM Fakultas yang bernekat untuk memberangkatkan mahasiswa barunya,
karena dari pihak birokrasi menganggap kegiatan ini sama dengan kegiatan
orientasi pada jurusan masing-masing yang mengandung unsur kekerasan. Akan
tetapi dengan semangat yang tinggi para pendahulu sangat tangguh dan tetap
banyak peserta yang mengikuti.
Adanya gerigi saat itu sangat memberikan kesan
yang luar biasa, akan tetapi Long Term
Objective dari integralistik mungkin sampai saat ini belum sepenuhnya
tercapai. Untuk mencapai Long Term
Objective ini, dibutuhkan peran penting dari semua elemen pengkader, bukan
hanya BEM ITS. BEM ITS dalam hal ini bukan pemeran utama, namun sebagai
produser dan pengarah bakat. Keluarga mahasiswa ITS adalah pemeran utama dan
sutradara dalam hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan dan komentar yang diberikan. Mari bersama memperbaiki ITS dan Indonesia melalui langkah kecil kita menjadi Generasi Integralistik ITS. Bersama, Bersinergi, Jaya Almamaterku!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.